Selasa, 27 Desember 2011

Hukum Perjanjian




Pengertian Hukum

Seperangkat Peraturan yang mengatur tentang tingkah laku manusia dalam masyarakat, sifatnya memaksa dan mempunyai sanksi yang tegas .

Pengertian Perjanjian

Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 BW).

Asas Hukum Perjanjian

Asas Kebebasan Berkontrak
Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para
pihak untuk:
a. membuat atau tidak membuat perjanjian,
b. mengadakan perjanjian dengan siapa pun,
c. menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya, dan
d. menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.


Asas Konsensualisme
Asas konsensualisme merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan merupakan persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.(lihat Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata).

Asas Pacta Sunt Servanda
Asas pacta sunt servanda atau disebut juga dengan asas kepastian hukum. (Lihat Pasal 1338 KUHPerdata). "Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang.

Asas Iktikad Baik (Goede Trouw) 

Asas Itikad Baik Nisbi
Pada iktikad baik nisbi, orang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek.

Asas Itikad Baik Mutlak
Pada iktikad baik mutlak, penilaiannya terletak pada akal sehat dan keadilan, dibuat ukuran yang objektif untuk menilai keadaan (penilaian tidak memihak) menurut norma-norma yang objektif.

Asas Kepribadian (Personalitas)

Pasal 1315 KUHPerdata
Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri.

Pasal 1340 KUHPerdata
Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya. Kecuali untuk kepentingan pihak ketiga (lihat Pasal 1317 KUH Perdata).
 
Syarat Sah Perjanjian (Pasal 1320 KUHPerdata)

  1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
  2. Cakap untuk membuat perikatan;
  3. Suatu hal tertentu;
  4. Suatu sebab atau causa yang halal.
Penjelasan
  1. Adanya Kesepakatan antara Para Pihak
  2. Telah Dewasa/Sudah Menikah dan tidak dibawah Pengampuan
  3. Adanya obyek yang di perjanjikan
  4. Tidak melanggar Undang-undang.

Akibat Perjanjian

Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata
semua kontrak (perjanjian) yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.

Berakhirnya Perjanjian

Perjanjian berakhir karena :

a. ditentukan oleh para pihak berlaku untuk waktu tertentu;
b. undang-undang menentukan batas berlakunya perjanjian;
c. para pihak atau undang-undang menentukan bahwa dengan terjadinya peristiwa tertentu maka persetujuan akan hapus; (Peristiwa tertentu yang dimaksud adalah keadaan memaksa (overmacht) yang diatur dalam Pasal 1244 dan 1245 KUH Perdata).
d. pernyataan menghentikan persetujuan (opzegging) yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak atau oleh salah satu pihak pada perjanjian yang bersifat sementara misalnya perjanjian kerja;
e. putusan hakim;
f. tujuan perjanjian telah tercapai;
g. dengan persetujuan para pihak (herroeping).

Perjanjian yang di kenal di masyarakat

Perjanjian Nominaat 

Perjanjian yang dikenal di dalam KUH Perdata.

Yang Termasuk Perjanjian Nominaat
Perjanjian jual beli, tukar-menukar, sewa-menyewa, persekutuan, perkumpulan, hibah, penitipan barang, pinjam pakai, bunga tetap dan abadi, untung-untungan, pemberian kuasa, penanggung utang, dan perdamaian.

Perjanjian Inominaat

Perjanjian yang timbul, tumbuh, hidup, dan berkembang dalam praktik kehidupan masyarakat. Perjanjian innominaat ini belum dikenal pada saat KUH Perdata diundangkan.
Yang termasuk Perjanjian Inominaat
kontrak production sharing, kontrak joint venture, kontrak karya, leasing, bell sewa, franchise, kontrak rahim, dan lain-lain.



Thanks and regards,
Aryasono





    0 komentar:

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites